Senin, 11 November 2013

Yang Terlewatkan

Ketika kita menjadi begitu selektif karena terlalu takut salah memilih,ataukah mungkin terlalu mempertahankan prinsip?Sampai-sampai mata tak bisa lagi melihat dengan hati karena terlalu takut jika,terlalu banyak presfektif.Bahkan,saking bodohnya terkadang manusia selalu mempertahankan kebodohannya sendiri untuk melepaskan sesuatu yang sebenarnya sudah tepat untuk dirinya.Mungkin karena terlalu sibuk mencari kesempurnaan,meski saya sendiri sebenarnya tahu jika kesempurnaan itu “fana”.Semuanya hanya butuh penyesuaian.Bukan menuntut semuanya harus menjadi sama,meski itu berbeda.

Menyia-nyiakan hal yang sebenarnya memang sudah “tepat”,lalu meraung-raung untuk sesuatu yang “tidak pernah ada”.Bahkan,sesuatu yang kamu harapkan itu tidak pernah menoleh kebelakang.Untuk sekedar tahu tentang bagaimana rasanya menunggu dan bertahan sendirian?Terlalu naif dan terlalu memaksa diri untuk menjadi pemuja “kesetiaan”,meski setelah itu sebenarnya dalam hatimu menjerit sejadi-jadinya.Lalu,setelah dia benar-benar pergi.Sesuatu yang kamu harapkan itu tetap tidak pernah menolehkan sedikitpun pandangannya tepat ke arahmu.Kamu kemudian menyesali,lalu berteriak sejadi-jadinya.Memintanya untuk pulang kembali.

Ada hal yang rasanya seperti “hilang”.Semuanya baru kamu sadari,setelah langkah kaki kepergiannya sudah tak berjejak dan meninggalkan sisa.Lalu,sesekali kamu hanya bisa menertawakan kebodohanmu sendiri.Menjadikan tiap momen,jam,detik ketika masih bersamanya menjadi bayangan cermin yang tak pernah bergerak lagi.Ada banyak waktu yang ia sia-siakan untuk mencintai orang seperti dirimu,dan bukan dengan hal lain yang menanti untuk dilirik pada detik berikutnya,tapi kamu melewatkannya.Melewatkan hal yang tak semestinya dilewatkan.Hingga akhirnya ketika semuanya sudah terlambat.Ada hal yang membuat saya menyadarinya,bahwa hal  yang terkadang selalu salah dari kita adalah karena kebiasaan kita yang terlalu sibuk mencari apa yang kita inginkan,tapi kemudian lupa  mencari  tentang apa yang sebenarnya benar-benar kita butuhkan.


 _Nining Marhani_