Jumat, 04 Oktober 2013

Kenangan di Kotak Kayu Berdebu


Ada kenangan yang diam-diam mendesakku kembali kemasa lalu,meski ku tahu jika hidup itu tak sepenuhnya harus selalu melihat kebelakang,tapi kenangan tentang hal itu benar-benar kembali membuatku terjebak dalam nostalgia.Kenangan yang semestinya telah kusimpan rapat di kotak kayu berdebu disudut kubus abu-abu tuaku,tapi tentang ingatanku kali ini seakan membuat tanganku kembali membuka isi kotak kayu yang sudah kusam itu.Dalam kotak kayu yang sudah kututup rapat itu,ada begitu banyak hal yang tersimpan.Didalamnya ada ha-hal yang rasanya enggan sama sekali untuk aku lupakan,dan semua hal itu  adalah”tentangmu“.

Catatan harian yang tersimpan rapat dikotak kayu berdebu itu semuanya seperti narasi yang bercerita tentang realita,cerita sendu,bahkan terkadang berisi tentang ledakan emosiku ketika aku sedang memikirkanmu. Semuanya tentang “masa lalu” yang membuatku paham,bagaimana seseorang seharusnya harus bersikap ketika keadaan hari ini sudah menjadi berbeda dengan hari kemarin.Tulisan yang dulunya kurangkai dalam catatan harian itu membuatku semakin memahami tentang mengapa meski ada hal yang menyakitkan dalam hidup ini,kenapa kita harus merasa lelah ketika tak sanggup,dan tentang kenapa kita tak harus memaksakan sesuatu yang pada dasarnya memang  tak bisa dipaksakan.

Aku pergi...,dan membiarkan semua” tentang mu” menjadi masa lalu.Ketika semuanya terasa begitu melelahkan aku memilih untuk meninggalkan jejak kaki disitu.Rasanya letih,dan sudah terlalu lelah untuk menunggu.Menunggumu yang butuh waktu lama untuk bisa benar-benar melihatku.Aku memilih bersikap realistis dan mencoba berdamai dengan keadaan hari ini,meski saat ini jari-jari tanganmu sudah tak lagi menggenggam erat tanganku seperti hari kemarin.Yang kupahami saat ini semuanya tak sama lagi dan semuanya mungkin sudah punya jalannya masing-masing.Mungkin katamu,aku ini “melankolis” yang hanya mampu meluapkan segala ledakan emosinya kedalam  kumpulan aksara di catatan hariannya,tapi begitulah caraku ketika sedang memikirkanmu.

Coretan nostalgia,fantasi, dan harapan yang kurangkai dalam catatan harian itu akan kusimpan rapat dalam kotak kayu berdebu disudut kubus abu-abu tuaku.Penaku mungkin tak akan pernah berhenti untuk menggoreskan narasi,meski itu tidak bersamamu lagi.Biarkan saja diri kita berlari untuk  mengejar impian kita masing-masing,hingga saatnya nanti kita sama-sama bisa mengerti tentang apa yang menjadi tujuan,karena sebenarnya tuhan tahu,tapi menunggu...waktu yang menjawab.  

_Nining Marhani_
23 september 2013             
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar