Ada kenangan yang diam-diam mendesakku kembali kemasa lalu,meski ku tahu jika hidup itu tak sepenuhnya harus selalu melihat kebelakang,tapi kenangan tentang hal itu benar-benar kembali membuatku terjebak dalam nostalgia.Kenangan yang semestinya telah kusimpan rapat di kotak kayu berdebu disudut kubus abu-abu tuaku,tapi tentang ingatanku kali ini seakan membuat tanganku kembali membuka isi kotak kayu yang sudah kusam itu.Dalam kotak kayu yang sudah kututup rapat itu,ada begitu banyak hal yang tersimpan.Didalamnya ada ha-hal yang rasanya enggan sama sekali untuk aku lupakan,dan semua hal itu adalah”tentangmu“.
Catatan
harian yang tersimpan rapat dikotak kayu berdebu itu semuanya seperti narasi
yang bercerita tentang realita,cerita sendu,bahkan terkadang berisi tentang
ledakan emosiku ketika aku sedang memikirkanmu. Semuanya tentang “masa lalu” yang
membuatku paham,bagaimana seseorang seharusnya harus bersikap ketika keadaan
hari ini sudah menjadi berbeda dengan hari kemarin.Tulisan yang dulunya
kurangkai dalam catatan harian itu membuatku semakin memahami tentang mengapa
meski ada hal yang menyakitkan dalam hidup ini,kenapa kita harus merasa lelah
ketika tak sanggup,dan tentang kenapa kita tak harus memaksakan sesuatu yang
pada dasarnya memang tak bisa
dipaksakan.
Aku
pergi...,dan membiarkan semua” tentang mu” menjadi masa lalu.Ketika semuanya
terasa begitu melelahkan aku memilih untuk meninggalkan jejak kaki
disitu.Rasanya letih,dan sudah terlalu lelah untuk menunggu.Menunggumu yang
butuh waktu lama untuk bisa benar-benar melihatku.Aku memilih bersikap
realistis dan mencoba berdamai dengan keadaan hari ini,meski saat ini jari-jari
tanganmu sudah tak lagi menggenggam erat tanganku seperti hari kemarin.Yang
kupahami saat ini semuanya tak sama lagi dan semuanya mungkin sudah punya jalannya
masing-masing.Mungkin katamu,aku ini “melankolis” yang hanya mampu meluapkan
segala ledakan emosinya kedalam kumpulan
aksara di catatan hariannya,tapi begitulah caraku ketika sedang memikirkanmu.
Coretan
nostalgia,fantasi, dan harapan yang kurangkai dalam catatan harian itu akan
kusimpan rapat dalam kotak kayu berdebu disudut kubus abu-abu tuaku.Penaku
mungkin tak akan pernah berhenti untuk menggoreskan narasi,meski itu tidak
bersamamu lagi.Biarkan saja diri kita berlari untuk mengejar impian kita masing-masing,hingga
saatnya nanti kita sama-sama bisa mengerti tentang apa yang menjadi
tujuan,karena sebenarnya
tuhan tahu,tapi menunggu...waktu yang menjawab.
_Nining
Marhani_
23
september 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar